KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.K DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI PUSKESMAS TANON 1
KARYA
TULIS ILMIAH
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NN.K DENGAN GANGGUAN
CAIRAN
DAN ELEKTROLIT DI PUSKESMAS TANON 1
DISUSUN OLEH :
HANANSAFA ILSYA AGASI
14037
SEKOLAH KESEHATAN UNGGULAN
SMK CITRA MEDIKA SRAGEN
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.K DENGAN
GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH DI PUSKESMAS TANON 1
Disusunoleh
:
HANANSAFA
ILSYA AGASI
14037
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing untuk memenuhi tugas setelah
Praktik Kerja Lapangan ( PKL )
Pembimbing Kaproli Keperawatan
Nur Laila Safitri,S.Kep,Ns Dhanik Tri Hastuti,S. Kep,Ns
NIK.026029155 NIK.004128713
Mengetahui,
Kepala SMK Citra Medika Sragen
Nano Priyanto,
S. E.
NIK.025078501
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hanansafa
Ilsya Agasi
NIS : 14037
Menyatakan,judul karya tulis ilmiah :
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.K
DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH DI PUSKESMAS TANON 1”
Adalah bukan karya ilmiah orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Hasil karya ilmiah ini merupakan hak royalti non eksklusif, apabila
digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya dan apabila surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
mendapatkan sanksi akademis.
Sragen, Oktober 2016
Yang
Menyatakan,
Hanansafa
Ilsya Agasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :
Hanansafa Ilsya Agasi
TTL :
Sragen, 08 Juni 2000
Agama :
Islam
Alamat :
Nginggil RT 16 ,Bendo, Sukodono, Sragen
Pendidikan :
1. TK
Tunas Harapan 1 Bendo (2004)
2. SD
Negeri Bendo 2 (2005
- 2010)
3. SMP
Negeri 1 Sukodono (2011 -
2013)
4. SMK
Citra Medika Sragen (2014 –
sekarang)
MOTTO
- Daripada menghias diri dengan intan berlian, lebih baik membekali dengan Ilmu Pengetahuan.
- Pendidikan adalah tiket ke masa depan, Hari esok dimiliki oleh orang - orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini.
- Bukan kurangnya bakat atau tidak adanya modal yang menghalangi kita dari sukses, tapi tidak cukupnya keberanian.
- Tidak bertindak karena menunggu hilangnya rasa malas, adalah bentuk kemalasan yang lebih parah lagi.
- Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan.
- Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
- Tuhan menciptakan kedua mata kita di depan karena kita harus terus melihat ke depan, bukan ke belakang dan terpaku pada masa lalu.
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah,
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan, walaupun tetesan keringat,
pikiran dan tenaga mengiringi dan menyertai saya dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini. Karya tulis ini dipersembahkan untuk :
1. Orang
Tua ku yaitu Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa selalu memberikan semangat,
motivasi terbesar dalam hidupku, yang tak pernah jemu mendoakan dan
menyayangiku. tak pernah cukup ku membalas cinta bapak dan ibu kepadku.
2. Adikku
yang paling ku sayang, yang menjadi penyemangat dalam kehidupanku.
3. Keluarga
besarku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan
spiritual serta memotivasi saya untuk tetap melangkah ke masa depan.
4. Bapak
Ibu guru semuanya yang telah membimbing serta membagi ilmu dan mengajarkan
kepadaku.
5. Sahabat dan teman satu angkatan dan
seperjuangan yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat.
Sragen, Oktober
2016
Penulis
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Kupanjatkan
kehadirat-Mu illahirabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Mu berupa
kesehatan, kesabaran dan ketabahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan judul :
“Asuhan
Keperawatan Pada Nn.K Dengan Kasus Gangguan Cairan dan Elektrolit di Puskesmas
Tanon 1”
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak lepas dari peran
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang tulus kepada:
1.
Nano priyanto, S.E. selaku Kepala
Sekolah SMK Citra Medika Sragen.
2.
Dhanik Tri Hastuti,S.Kep,Ns. selaku
Kepala Program Keahlian Keperawatan SMK Citra Medika Sragen.
3.
Sri Wahyuni Selaku Pembimbing lapangan
dari Puskesmas Tanon 1
4.
Nur Laila Safitri,S.Kep,Ns. Selaku
pembimbing dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah .
5.
Semua pihak yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Demikian,
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Sragen, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR
PERSETUJUAN................................................................................. ii
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI.,...................................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan
Penuilisan...................................................................................... 2
D. Manfaat
penulisan..................................................................................... 3
BAB II LANDASAN
TEORI............................................................................. 4
BAB III ISI.......................................................................................................... 11
BAB IV
PEMBAHASAN................................................................................... 39
BAB V PENUTUP............................................................................................... 43
A.
Kesimpulan............................................................................................... 43
B.
Saran......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 46
LAMPIRAN......................................................................................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan
dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel – partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena
(IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu
terganggu mka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan
intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan
cairan transeluler. Cairan intravaskuler adalah cairan didalam system vaskuler,
cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel, sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat kita rumuskan
masalah sebagai
berikut : “ Bagaimana Merawat Pasien Nn.K dengan Gangguan Cairan dan Elektrolit
Tubuh Di Puskesmas Tanon 1?”
- TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus diare pada
Nn.K dengan masalah Gangguan cairan dan elektrolit.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian dan analisa data pada Nn.K
dengan masalah gangguan cairan dan elektrolit akibat diare.
b. Penulis mampu melakukan diagnosa keperawatan pada Nn.K dengan
masalah gangguan cairan dan elektrolit akibat diare.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Nn.K dengan
masalah gangguan cairan dan elektrolit akibat diare.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Nn.K dengan masalah
gangguan cairan dan elektrolit akibat diare.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Nn.K dengan masalah gangguan
cairan dan elektrolit akibat diare.
- MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Memperoleh dan memperluas wawasan untuk mengaplikasikan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan gangguan cairan dan elektrolit,
sehingga dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Karya tulis ini diharapkan sebagai acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan gangguan cairan dan elektrolit.
3. Bagi Perawat
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada
klien penderita dengan gangguan cairan dan elektrolit
b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya
pada pasien gangguan cairan dan elektrolit.
4. Bagi Instansi Akademik
Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Cairan adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel – partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada didalam
larutan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam merespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan ,
ketidakseimbangan yang terdiri sendiri jarang terjadi dalam kelebihan dan
kekurangan (Tarwoto dan Martonah,2005)
Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang
tidak normal dan cair. (Hipocrates, 1985). Diare adalah keadaan frekuensi buang
air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak – anak.
Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja. (Ngastiah, 1998)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cair, setengah padat dengan demikian kandungan air pada tinja
lebih banyak daripada biasanya (normal 100-200ml) pertinja. (Saifullah
Noer,1998)
B.
ANATOMI FISIOLOGIS
|
1.
Difusi
Merupakan proses di
mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan
menembus membrane sel. Kecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentarsi larutan dan temperature.
2.
Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang
lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3.
Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
C.
PENYEBAB
1.
Faktor makanan : makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan.
2.
Factor psikologis : rasa
takut dan cemas, jarang tapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar.
3.
Infeksi
D.
TANDA DAN GEJALA
1.
Turgor kulit jelek
2.
Berat badan menurun
3.
Produksi urine menurun
4.
Rasa lemah
5.
Gemetar
6.
Pucat
7.
Eritrosit, HB serta
Hematokrit meningkat
E.
KOMPLIKASI
1.
Dehidrasi (ringan, sedang,
berat, hipotonik, isotonic dan hipertonik)
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Kejang terjadi pada dehidrasi
hipertonik
4.
Malnutrisi energy protein
(akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
5.
Perubahan perfusi jaringan
perifer
F.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan tinja :
mikroskopis, pH, dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula, biakan kuman
untuk mencari kuman penyebab dan uji restisensi terhadap berbagai antibiotika
(pada diare persisten)
2.
Pemeriksaan Darah : darah
perifer lengkap, AGG dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P pada diare yang
disertai kejang)
3.
Pemeriksaan ureum dan
kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4.
Mengetahui kuman penyebab
secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
5.
Pemeriksaan biakan empedu
bila demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik
G.
PENATALAKSANAAN
1.
Medik
Dasar
pengobatan diare adalah pemberian cairan, Pemberian cairan pada pasien diare
dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum.
a.
Cairan Peroral
Pada
pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang, diberikan beberapa cairan yang
berisikan NaCl, NaHCO3, KCL, dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula
lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri
(formula tidak legkap) hanya air gula dan garam (NaCl dan sukrosa) atau air
tajin yang diberi garam dan gula.
b.
Cairan Parental
Pada
umumnya digunakan cairan Ringer Laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada
berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai
umur dan berat badannya. (Ngastiyah, 1997 : 146).
H.
ASUHAN KEPERAWATAN
1
PENGKAJIAN
Merupakan data dasar klien yang komprehensif mencakup
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostic dan
laboratorium serta informasi dari tim kesehatan serta keluarga klien.
a.
Pengumpulan data
Merupakan informasi yang dilakukan secara sistematis
dan kontinyu tentang status kesehatan klien untuk menentukan masalah-masalah
serta kebutuhan-kebutuhan kesehatan klien. Informasi yang diperlukan adalah
segala sesuatu penyimpangan tentang klien sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual, kemampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari,
masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien, dan keadaan
sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan
terhadap klien .
b.
Orientasi data
Orientasi data adalah sebuah variasi kerangka kerja
keperawatan untuk keteraturan pengumpulan data dan pencatatan hasil
pengelompokan data. Kerangka kerja membantu sebagai pedoman selama perawat
melakukan wawancara , pemeriksaan fisik, mencegah tidak tercantumnya informasi
yang berhubungan, dan memudahkan dalam analisa data pada tahap perumusan
diagnosa keperawatan.
c.
Validasi data
Validasi data adalah perbandingan data subjektif dan
data objektif yang dikumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder( misal:
catatan kesehatan) dengan standard an nilai normal yang diterima. Suatu standar
atau nilai merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai.
d. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu
dan pengetahua, pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu
keperawatan dan proses penyakit.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respon individu , keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan
proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat
bertanggunggugat. (NANDA 1990).
Perawat harus mampu :
a.
Mengumpulkan data yang valid dan berkaitan
b.
Menganalisis data ke dalam kelompok
c.
Membedakan diagnosa keperawatan dari masalah
kolaboratif
d.
Merumuskan diagnosa prioritas
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan
dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharapkan ditetapkan.Intervensi
keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan dalam
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Memilih intervensi keperawatan sesuai
adalah proses pembuatan keputusan (Bulechek & McCloskey, 1990). Intervensi
keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama klien.
Perawat memilih intervensi untuk mencapai hasil. Metoda pemilihan intervensi
adalah selalu sama, tetapi tipe intervensinya adalah bersifat individual bagi
klien.
4.
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
5.
EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian
terhadap sejumlah informasi yang diberikan untuk tujuan yang telah ditetapkan (
potter & perry, 2005). Evaluasi
diartikan menjaga suatu tujuan ketika muncul hal-hal baru dan memerlukan
penyesuaian perencanaan ( Steven, F., 2000).
BAB III
ISI
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NN.K
DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Tanggal masuk : 25 Juni 2016
Diagnosa medis : GE
No.Register :
08062000
I. PENGKAJIAN
A.
Identitas
1.
Identitas Pasien
Nama : Nn.K
Usia : 16 tahun
Alamat : Tegalsari
RT 12, Ketro, Tanon, Sragen
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
2.
Identitas Penanggung Jawab
Nama Penanggungjawab : Tn.S
Usia : 50 tahun
Alamat : Tegalsari RT 12, Ketro, Tanon,
Sragen
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Ayah
B.
Riwayat keperawatan
1.
Keluhan utama
Pasien mengatakan diare tidak
terhitung kurang lebih 4-5 kali setiap harinya.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien
datang ke Puskesmas pada Hari Sabtu, 25 Juni 2016 Pukul 19.00 WIB. Pasien
mengatakan diare ± 2 hari dengan frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Warna dan
bau khas feses . Pasien mengatakan badannya panas sudah 2 hari. pasien tampak
lemah, wajah pasien pucat. Didapatkan data Pengkajian TTV .TD : 90/70 mmHg,
Suhu : 39ºC , N : 88x/menit, RR : 20x/menit.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini dan tidak pernah dirawat
di Rumah Sakit ataupun di Puskesmas.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien
mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit menurun.
GENOGRAM
KETERANGAN :
: Laki –
laki
:
Perempuan
:
Sudah meninggal
:
Tinggal serumah
: Pasien
:
Keturunan
C.
Pengkajian Pola Fungsi Gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sehat
merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
Selama sakit
Pasien mengatakan sakit
merupakan keadaan yang tidak menyenangkan karena tidak bisa melakukan aktivitas
seperti biasa.
2. Pola nutrisi/metabolic
Sebelum sakit
a.
Frekuensi : Pasien mengatakan makan sehari 3 kali sehari
b.
Jenis : Pasien mengatakan jenis makanan nasi, lauk, sayur, dan
air putih
c.
Porsi : Pasien mengatakan makan 1 porsi habis
d.
Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat
makan
Selama sakit
a. Frekuensi : Pasien mengatakan
makan sehari 3 kali sehari
b. Jenis : Pasien
mengatakan jenis makanan nasi, lauk, sayur, dan air putih
c. Porsi : Pasien
mengatakan makan 1 porsi habis
d. Keluhan : Pasien mengatakan
tidak ada keluhan saat maka
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit
a.
BAB
1)
Frekuensi : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari
di pagi hari
2)
Konsistensi : Pasien mengatakan lunak dan berbentuk
3)
Warna : Pasien mengatakan warnanya kuning kecoklatan
4)
Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
b.
BAK
1)
Frekuensi : Pasien mengatakan BAK 7-8 kali sehari
2)
Konsistensi : Pasien mengatakan cair
3)
Warna : Pasien mengatakan warnanya kuning pucat
4)
Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Selama sakit
a.
BAB
1)
Frekuensi : Pasien mengatakan BAB 4-5 kali sehari
2)
Konsistensi : Pasien mengatakan BAB cair
3)
Warna : Pasien mengatakan warnanya kuning
4)
Keluhan : Pasien mengatakan perutnya terasa
mules
b.
BAK
1)
Frekuensi : Pasien mengatakan BAK 5-6 kali sehari
2)
Konsistensi : Pasien mengatakan cair
3)
Warna : Pasien mengatakan warnanya kuning pucat
4)
Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan/minum
|
√
|
||||
Mandi
|
√
|
||||
Toileting
|
√
|
||||
Berpakaian
|
√
|
||||
Mobilisasi
ditempat tidur
|
√
|
||||
Berpindah
|
√
|
||||
Ambulisa/ROM
|
√
|
Selama sakit
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan/minum
|
√
|
||||
Mandi
|
√
|
||||
Toileting
|
√
|
||||
Berpakaian
|
√
|
||||
Mobilisasi
ditempat tidur
|
√
|
||||
Berpindah
|
√
|
||||
Ambulisa/ROM
|
√
|
Keterangan: 0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2
: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dengan alat, 4 : tergantung total.
5.
Pola Istirahat dan Tidur
Keterangan
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Jumlah
tidur siang
|
Pasien
mengatakan tidur siang selama 2 jam
|
Pasien
mengatakan tidur siang selama 1 jam
|
Jumlah
tidur malam
|
Pasien
mengatakan tidur malam selama 6-8 jam
|
Pasien
mengatakan tidur malam selama 5-6 jam
|
Pengantar
tidur
|
Pasien
mengatakan tidak ada pengantar tidur
|
Pasien
mengatakan tidak ada pengantar tidur
|
Gangguan
tidur
|
Pasien
mengatakan tidak ada gangguan saat tidur
|
Pasien
mengatakan sering terbangun karena BAB
|
6. Pola Kognitif Perceptual
Sebelum sakit
Pasien mengatakan mudah berkomunikasi dengan keluarga masyarakat
sekitar. Pasien mengatakan tidak memakai alat pendengaran.
Selama sakit
Pasien mengatakan dapat menjawab pertanyaan dengan jelas .
7.
Pola Hubungan dan Peran
Sebelum
sakit
a.
Gambaran diri :
Pasien mengatakan badannya kurus, kulit berwarna sawo matang.
b.
Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin menjadi anak yang baik.
c.
Harga diri :
Pasien mengatakan selalu percaya diri.
d.
Peran diri :
Pasien mengatakan berperan sebagai anak.
e.
Identitas diri :
Pasien mengatakan berjenis kelamin perempuan
Selama
sakit
a.
Gambaran diri :
Pasien mengatakan badannya kurus, kulit berwarna sawo matang.
b.
Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin segera sembuh.
c.
Harga diri :
Pasien mengatakan diperlakukan baik oleh perawat dan dokter.
d.
Peran diri :
Pasien mengatakan berperan sebagai anak.
e.
Identitas diri :
Pasien mengatakan berjenis kelamin perempuan.
8.
Pola Seksualitas
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sudah mengalami menstruasi. Tidak ada
gangguan genetalia. Pasien belum menikah
Selama sakit
Pasien mengatakan sudah mengalami menstruasi. Tidak ada
gangguan genetalia. Pasien belum menikah
9.
Pola Peran dan Hubungan
Sebelum
sakit
Pasien
mengatakan di keluarga berperan sebagai anak dilingkungan keluarga dan berperan
sebagai pelajar dilingkungan sekolah.
Selama
sakit
Pasien
mengatakan di keluarga berperan sebagai anak dilingkungan keluarga dan berperan
sebagai pelajar dilingkungan sekolah.
10.
Pola Manajemen dan Koping
Stres
Sebelum sakit
Pasien tidak meminta bantuan dalam mengambil keputusan.
Selama sakit
Pasien meminta bantuan dalam mengambil keputusan.
11.
Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu secara teratur.
Selama sakit
Pasien mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu di tempat
tidur.
D.
Pemeriksaan Fisik
1.
Kesadaran umum
a.
Kesadaran :
Composmentis
b.
Tanda – tanda vital
1) Nadi/HR : 88x/menit
2) Pernapasan/RR : 20x/menit
3) Suhu : 39ºC
4) Tekanan
darah : 90/70 mmHg
2.
Pemeriksaan Head to Toe
a.
Kepala : Simetris, tidak ada luka, tidak ada kelainan.
b.
Rambut : Rambut berwarna hitam, tidak beruban, tidak rontok
c.
Mata : Simetris, Konjungtiva tidak anemis, mata tampak sayu.
Tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
d.
Mulut : Mukosa bibir kering, sedikit pecah – pecah dan kotor
e.
Hidung : Simetris, bersih, tidak terdapat sekret, penciuman baik
f.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran
g. Leher : Tidak
terdapat bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
h.
Dada
1)
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas
vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
2)
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar,
pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
3)
Perkusi : Paru – paru sonor, jantung dullnes.
4)
Palpasi : Tidak ada benjolan yang mencurigakan.
i.
Abdomen
1)
Auskultasi : Simetris
2)
Inspeksi : Simetris
3)
Perkusi : Simetris, Perut tidak kembung,
4)
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya
pembesaran limpa
j.
Ekstremitas
1)
Atas : Terpasang infus di
tangan kiri, akral hangat, tidak ada kelumpuhan/kecacatan.
2)
Bawah : Akral hangat, tidak
ada kelumpuhan/kecacatan.
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium,dll
4.
Terapi obat
a.
Obat Oral
Nama pasien
|
Obat
|
Rute
|
Dosis
|
Waktu
|
Nn.K
|
Paracetamol
|
PO
|
500mg
|
3x1
|
Nn.K
|
Nutrifar
|
PO
|
2x1
|
|
Nn.K
|
Trianta
|
PO
|
3x1
|
|
Nn.K
|
B6
|
PO
|
3x1
|
b. Obat Injeksi
Nama pasien
|
Obat
|
Rute
|
Dosis
|
Waktu
|
|
Nn.K
|
Inj Ranitidine
|
IV
|
1 amp
|
1x1
(ekstra)
|
|
Nn.K
|
Inj Amphicillin
|
IV
|
500mg
|
4x
|
|
II.
ANALISA DATA
NO
|
Tgl/Hari
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
TTD
|
1.
2.
|
Sabtu, 25 – 06 -2016
Pukul : 19.00 WIB
Sabtu,
25 – 06 – 2016
Pukul : 19.00
|
DS :
Pasien mengatakan diare ± 2 hari dengan frekuensi
4-5 kali setiap harinya.
DO :
Pasien tampak lemah
S : 39ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
DS :
Pasien mengatakan badannya panas sudah 2
hari.
DO :
Pasien tampak lemah, wajah pasien pucat.
S : 39ºC
N :
88x/menit
RR : 20x/menit
TD :
90/70 mmHg
|
Inflamasi Gastrointestinal
Proses penyakit
|
Diare
Hipertermia
|
3.
|
Sabtu, 25 – 06 -2016
Pukul : 19.00 WIB
|
DS :
Pasien mengatakan ingin dirawat.
DO :
Pasien tampak lemah
Tangan kiri pasien dipasang selang infus
|
Prosedur Invasif
|
Resiko Infeksi
|
III.
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Diare berhubungan dengan Inflamasi Gastrointestinal
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses Penyakit
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Prosedur Invasif
IV.
PERENCANAAN
Tgl
|
No.DX
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
TTD
|
Sabtu,
26 – 06 - 2016
|
1.
2.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
Diare dapat teratasi dengan kriteria hasil:
a.
Tidak ada diare lagi
b.
Nyeri perut tidak ada
c.
Pola BAB normal
d.
TTV normal
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Hipertermia dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
a.
Suhu 36-37ºC
b.
Nadi dan RR dalam rentan
normal
c.
Tidak ada perubahan warna
kulit
d.
Pasien merasa nyaman
|
Management Diare :
1.
Monitori TTV
2.
Anjurkan pasien minum air
putih yang banyak.
3.
Evaluasi jenis intake
makanan
4.
Kolaborasi dengan obat
dokter
5.
Administrasi medikasi : Oral
a.
Memperhatikan alergi dan
riwayat pengobatan
b.
Cek tanggal kadaluwarsa
c.
Beri obat setelah
makan/sebelum makan
Penanganan Demam :
1.
Monitori TTV
2.
Monitor suhu sesering
mungkin
3.
Kompres pasien
4.
Kolaborasi dengan obat
dokter
5.
Administrasi medikasi : Oral
a.
Memperhatikan alergi dan
riwayat pengo- batan
b.
Cek tanggal kadalu- warsa
c.
Beri obat setelah
makan/sebelum makan
|
Sabtu,
26 – 06 - 2016
|
3.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria
hasil:
a.
Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
b. Menunjukan perilaku hidup sehat
c. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbul- nya infeksi
|
1.
Cuci tangan sebelum dan
sesudah makan
2.
Anjurkan untuk istirahat
yang cukup
3.
Menjaga kebersihan makanan
4.
Kolaborasi pemberian obat
antibiotik.
|
V.
IMPLEMENTASI
No.DX
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Respon
|
TTD
|
||||||||||||||||||||
1.
|
25-06-16
12.00 WIB
12.00 WIB
13.00 WIB
12.30 WIB
|
Memonitori
TTV
Menganjurkan banyak minum air putih
Evaluasi jenis intake makanan
Mengkolaborasikan dengan obat dokter
|
DS :
Pasien mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien tampak lemah
S : 39ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
DS :
Pasien mengatakan mau minum air putih.
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan memakan obat dari Ahli gizi
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien tampak lemah
|
2.
|
12.00 WIB
12.00 WIB
13.00 WIB
12.30 WIB
|
Memonitori TTV
Memonitor suhu sesering mungkin
Mengompres pasien
Mengkolaborasikan dengan obat dokter
|
DS :
Pasien mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien tampak lemah
S : 39ºC
N : 88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
DS :
Pasien mengatakan bersedia diukur suhunya.
DO :
Pasien tampak lemah
S : 39ºC
DS :
Pasien mengatakan bersedia untuk dikompres.
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien tampak lemah
|
|||||||||||
3.
|
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.00
|
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menganjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup
Menjaga kebersihan makanan
Pemberian antibiotic
|
DS :
Pasien mengatakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan beristirahat dengan cukup.
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan selalu menjaga kebersihan
makanan
DO :
Pasien tampak lemah
DS :
Pasien mengatakan bersedia untuk diberi obat
melalui selang infus.
|
1.
|
26-06-16
12.00 WIB
12.00 WIB
13.00 WIB
12.30 WIB
|
Memonitori TTV
Menganjurkan banyak minum air putih
Evaluasi jenis intake makanan
Mengkolaborasikan dengan obat dokter
|
DS :
Pasien mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien tampak rileks
S : 38ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
100/70 mmHg
DS :
Pasien mengatakan mau minum air putih.
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan memakan obat dari Ahli gizi
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien tampak rileks
|
2.
|
12.00
WIB
12.00
WIB
13.00
WIB
12.30
WIB
|
Memonitori
TTV
Memonitor
suhu sesering mungkin
Mengompres
pasien
Mengkolaborasikan
dengan obat dokter
|
DS :
Pasien
mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien
tampak rileks
S : 38ºC
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
TD : 100/70 mmHg
DS :
Pasien
mengatakan bersedia diukur suhunya.
DO :
Pasien
tampak rileks
S : 38ºC
DS :
Pasien
mengatakan bersedia untuk dikompres.
DO :
Pasien
tampak rileks
DS :
Pasien
mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien
tampak rileks
|
3.
|
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.00 WIB
|
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menganjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup
Menjaga kebersihan makanan
Pemberian antibiotic
|
DS :
Pasien mengatakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan beristirahat dengan cukup.
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan selalu menjaga kebersihan
makanan
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan bersedia untuk diberi obat
melalui selang infus.
DO :
Pasien tampak rileks
|
1.
|
27-06-16
12.00
WIB
12.00
WIB
13.00
WIB
12.30
WIB
|
Memonitori
TTV
Menganjurkan
banyak minum air putih
Jam
12.00
Evaluasi
jenis intake makanan
13.00
Mengkolaborasikan
dengan obat dokter
|
DS :
Pasien
mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien
tampak rileks
S : 37ºC
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
TD : 100/70 mmHg
DS :
Pasien
mengatakan mau minum air putih.
DO :
Pasien
tampak rileks
DS :
Pasien
mengatakan memakan obat dari Ahli gizi
DO :
Pasien
tampak rileks
DS :
Pasien
mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien
tampak rileks
|
2.
|
12.00 WIB
12.00 WIB
13.00 WIB
12.30 WIB
|
Memonitori TTV
Memonitor suhu sesering mungkin
Mengompres pasien
Mengkolaborasikan dengan obat dokter
|
DS :
Pasien mengatakan mau diperiksa
DO :
Pasien tampak rileks
S : 37ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
100/70 mmHg
DS :
Pasien mengatakan bersedia diukur suhunya.
DO :
Pasien tampak rileks
S : 37ºC
DS :
Pasien mengatakan bersedia untuk dikompres.
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan mau minum obat dari dokter
DO :
Pasien tampak rileks
|
3.
|
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.00 WIB
|
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menganjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup
Menjaga kebersihan makanan
Pemberian antibiotic
|
DS :
Pasien mengatakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan beristirahat dengan cukup.
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan selalu menjaga kebersihan
makanan
DO :
Pasien tampak rileks
DS :
Pasien mengatakan bersedia untuk diberi obat
melalui selang infus.
DO :
Pasien tampak rileks
|
VI.
EVALUASI
TGL
|
NO.DX
|
EVALUASI
|
TTD
|
25-06-2016
26-06-2016
27-06-2016
|
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
|
S : Pasien mengatakan BAB cair belum
berkurang. 4-5 kali sehari
O : Pasien tampak lemah.
S : 39ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Monitori TTV
2.
Anjurkan pasien minum air
putih yang banyak.
3.
Evaluasi jenis intake
makanan
4.
Kolaborasi dengan obat
dokter
S :
Pasien mengatakan badannya masih panas.
O : Pasien tampak lemah.
S : 39ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Monitori TTV
2.
Monitor suhu sesering
mungkin
3.
Kompres pasien
4. Kolaborasi dengan obat dokter
S : Pasien mengatakan sudah dirawat dan
dipasang infus.
O : Pasien
tampak lemah. Tangan kiri pasien dipasang selang infus.
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Cuci tangan sebelum dan
sesudah makan
2.
Anjurkan untuk istirahat
yang cukup
3.
Menjaga kebersihan makanan
4. Pemberian obat antibiotik
S : Pasien mengatakan BAB cair belum
berkurang. 4-5 kali sehari
O : Pasien tampak rileks
S : 38ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Monitori TTV
2.
Anjurkan pasien minum air
putih yang banyak.
3.
Evaluasi jenis intake
makanan
4.
Kolaborasi dengan obat
dokter
S :
Pasien mengatakan badannya masih panas.
O : Pasien tampak lemah.
S : 38ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
90/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Monitori TTV
2.
Monitor suhu sesering
mungkin
3.
Kompres pasien
4. Kolaborasi dengan obat dokter
S : Pasien mengatakan sedikit membaik
O : Pasien
tampak rileks. Tangan kiri pasien dipasang selang infus.
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Cuci tangan sebelum dan
sesudah makan
2.
Anjurkan untuk istirahat
yang cukup
3.
Menjaga kebersihan makanan
4. Pemberian obat antibiotik
S : Pasien mengatakan BAB cair berkurang. 3-4
kali sehari
O : Pasien tampak rileks
S : 37ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
100/70 mmHg
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Monitori TTV
2.
Anjurkan pasien minum air
putih yang banyak.
3.
Evaluasi jenis intake
makanan
4.
Kolaborasi dengan obat
dokter
S :
Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas.
O : Pasien tampak rileks.
S : 37ºC
N :
88x/menit
RR :
20x/menit
TD :
100/70 mmHg
A :
Masalah teratasi
P :
Hentikan Intervensi
S : Pasien mengatakan sedikit membaik
O : Pasien
tampak rileks. Tangan kiri pasien dipasang selang infus.
A : Masalah
belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1.
Cuci tangan sebelum dan
sesudah makan
2.
Anjurkan untuk istirahat
yang cukup
3.
Menjaga kebersihan makanan
4. Pemberian obat antibiotik
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan
membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan keperawatan yang
dilakukan pada tanggal 25 – 27 Juni 2016 di Bed 9 Puskesmas Tanon 1. Pembahasan tentang
proses asuhan keperawatan ini meliputi pengkajian, diagnosa atau rumusan
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi.
A.
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan
dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan
yang tepat (Muttaqin, 2006). Sumber data didapatkan dari klien, keluarga, teman
dekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan kesehatan, pemeriksaan fisik,
hasil dari pemeriksaan diagnostik dan laboratorium (Potter & Perry, 2005)
B.
Diagnosa
|
Diagnosa
I
Diare
berhubungan dengan Inflamasi Gastrointestinal
Diare
adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. (Hipocrates,
1985). Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak – anak. Konsistensi feces encer dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
(Ngastiah, 1998)
Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair, setengah padat
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak daripada biasanya (normal
100-200ml) pertinja. (Saifullah Noer,1998)
Diagnosa ini perlu
ditegakkan, karena didapatkan data subyektif dan obyektif yaitu pasien
mengatakan BAB cair 2 hari dengan frekuensi ± 4-5 kali setiap harinya. pasien
mengatakan warna dan bau khas feses. pasien tampak lemah, wajah pucat
didapatkan data pengkajian tekanan darah 90/70 mmHg, Suhu 39ºC, Nadi 88x/menit,
RR 20x/menit.
Diagnosa
II
Hipertermia
berhubungan dengan Proses penyakit
Hipertermia adalah Keadaan suhu
tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya (nic noc.2007). Hipertermi adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih
tinggi dari 37,8⁰C per oral atau 38,8⁰C per rektal
karena faktor eksternal, (Carpenito, 2007).
Diagnosa
ini perlu ditegakkan karena di temukan data subyektif dan obyektif pasien
mengatakan badan panas selama 2 hari dan dari pemeriksaan tanda – tanda vital
suhu pasien 39ºC. Pasien tampak lemah dan wajah pasien pucat.
Diagnosa
III
Resiko
infeksi berhubungan dengan Prosedur invasif
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen
atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa infeksi adalah penyakit
yang disebabkan oleh invasi patogen atau mikroorganisme yang berkembang biak
dan bertahan hidup dengan cara menyebar dari satu orang ke orang lain sehingga
menimbulkan sakit pada seseorang.
Diagnosa ini perlu ditegakkan karena untuk mencegah
terjadinya infeksi pada pasien karena pada tangan pasien terpasang infus dan
mencegah infeksi saat pemberian obat melalui injeksi.
C.
Intervensi
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang
dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke
tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994).
1.
Pada diagnosa I
intervensi yang dilakukan penulis adalah
6. Monitori tanda – tanda vital
7. Anjurkan pasien minum air putih yang banyak.
8. Evaluasi jenis intake makanan
9. Kolaborasi dengan obat dokter
2. Pada diagnosa II intervensi yang dilakukan penulis adalah
6.
Monitori tanda – tanda vital
7.
Monitor suhu sesering mungkin
8.
Kompres pasien
9.
Kolaborasi dengan obat dokter
3.
Pada diagnosa III intervensi
yang dilakukan adalah
a.
Cuci tangan sebelum dan
sesudah makan
b.
Anjurkan untuk istirahat yang
cukup
c.
Menjaga kebersihan makanan
d.
Kolaborasi pemberian obat
antibiotik
D.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap proses
keperawatan di mana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan
tidak langsung terhadap klien (Potter & Perry, 2005)
1.
Pada diagnosa I implementasi
yang dilakukan adalah
a.
Memonitori tanda – tanda vital
pasien
b.
Menganjurkan pasien minum air
putih yang banyak
c.
Mengevaluasi jenis intake
makanan
d.
Mengkolaborasi dengan obat
dokter
2.
Pada diagnosa II implementasi
yang dilakukan adalah
a.
Monitori tanda – tanda vital
b.
Monitor suhu sesering mungkin
c.
Kompres pasien
d.
Kolaborasi dengan obat dokter
3.
Pada diagnosa III implementasi
yang dilakukan adalah
a.
Mengajarkan pasien untuk cuci
tangan sebelum dan sesudah makan
b.
Menganjurkan pasien untuk
istirahat yang cukup
c.
Menjaga kebersihan makanan
d.
Mengkolaborasi pemberian obat
antibiotik
E.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaa
(Asmadi, 2008).
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam asuhan
keperawatan pada Nn.K dengan Gangguan cairan dan elektrolit di Puskesmas Tanon 1, maka penulis memberikan
simpulan dan saran sebagai berikut :
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dalam kasus ini pengkajian meliputi
pengakajian fisik, meliputi keadaan pasien, tanda – tanda vital, pemeriksaan head to
toe.
2.
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Diare dan Hipertermi
3.
Intervensi yang dilakukan pada diagnosa Diare yaitu dengan mengkaji jumlah output secara keseluruhan serta kaji tanda – tanda
vital pasien,dan intervensi yang dilakukan pada diagnosa
hipertermi yaitu dengan lakukan pemantauan perkembangan suhu tubuh
pasien.
4.
|
5.
Evaluasi dari setiap diagnosa yang muncul pada diare , hipertermi dan
resiko infeksi yang sudah teratasi.
B.
SARAN
1. Bagi Penulis
Siswa – siswi yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini
sebaik mungkin untuk serius mencari pengetahuan dalam merawat pasien pada nyeri dan penyakit
lainnya yang diderita pasien tersebut.
2. Bagi Pembaca
Bisa dijadikan referensi
dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah.
3. Bagi Puskesmas
Tanon 1
Agar meningkatkan pelayanan kesehatan yang utama dan
melakukan asuhan keperawatan sesuai prosedur.
4. Bagi SMK CITRA MEDIKA SRAGEN
Lebih mengutamakan kemampuan siswa – siswi dan lebih mendorong siswa – siswi dengan
memperbanyak materi dan pelatihan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Minarni, dkk. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 4. Jakarta : EGC
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan &
Elektrolit” .
Jakarta : ECG.
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol 3.Jakarta : EGC
Potter
& Perry .2005. Fundamental
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGD
Yudith M, Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan
Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC. Jakarta :
EGC
Ngastiyah. 1998.
Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Komentar
Posting Komentar